Kelahiran Kembali
http://ardiantodamas.files.wordpress.com |
Saya penasaran sejak lama dengan istilah maulu', lema bahasa Bugis yang berarti 'uzur'. Belakangan saya ketahui, setelah bertanya sana-sini, bahwa istilah itu dalam bahasa Arab berarti 'lahir kembali' (maulud). Tapi bagaimana awalnya itu muncul?
Saya menyimak dari berbagai sumber lisan maupun tulisan, yang menyebutkan bahwa kehidupan manusia laksana mendaki gunung. Perjalanan menuju puncak dan setiba di puncak harus menurun lagi.
Soal ini saya semakin kuat ketika salah seorang kawan saya, Weda, menceritakan bagaimana ia kini menjaga ayahnya yang maulu', setelah kena stroke. Ayahnya, menurut Weda, persis anak kecil. Sesekali menangis merasa kesepian, juga harus mendapat bantuan bila buang air.
Perjalanan naik gunung itu, bagi saya, sebuah amsal yang baik untuk menggambarkan kemampuan tubuh manusia. Karena kala bayi, tubuh kita masih berkerut belum sempurna. Bahkan daya tahan tubuh belum terbentuk sama sekali. Pada usia dua puluhan sedang setengah jalan menuju puncak. Tiba pada usia sekisar empat puluh tahun, tubuh kita kemudian kian paripurna. Lalu kian tahun setelah empat puluh, tubuh makin doyong dan lekas sakit lantaran daya tahan tubuh kian turun. Bahkan di masa uzur, seorang tua sangat membutuhkan bantuan dari orang-orang yang menjagainya, selayak kala masih bayi.
Saya lalu ingat wejangan dari seorang bijak bestari di kampung bahwa perlakuan yang kita alami di kala uzur itu (terutama terhadap anak) tak lain kadar balasan dari apa yang kita berikan pada masa kecil mereka.
Komentar
Posting Komentar