Komputer dan Pasar
Pasar Terong adalah pasar lokal penting di Kota Makassar.
Di dalam pasar ini berjalinan hubungan antara pedagang dan warga yang datang,
baik sebagai pembeli (karena
berkepentingan pada tukar barang dan jasa) maupun sebagai manusia (yang mengutamakan hubungan antara makhluk sosial).
Terong pun menjadi pusat penyebaran komoditas dari
berbagai tempat di Sulawesi Selatan dan Barat maupun daerah-daerah sekitarnya.
Pasar yang bermula sekisar tahun 1956 ini sekarang menjadi titik distribusi
seluruh kebutuhan pokok bagi 56 pasar lokal di Kota Daeng.
Hal ini mendorong beberapa komunitas seperti Komunitas
Android Makassar, AcSI (Active Society Institute), SADAR (Persaudaraan Pedagang
Pasar Terong), dan beberapa penggiat Kampung Buku bertemu di Kafe Mazzagena,
kawasan Boulevard Panakkukang, pada pukul 20.00 Wita, Jumat (25/5) lalu. Dalam
pertemuan penuh candaan itu, mereka bersepakat menjalankan program yang menjadi
ujicoba. Program lantas dinamai “Komputer dan Pasar”.
Dalam skenario, satu unit komputer (personal computer, PC) akan ditempatkan
di salah satu rumah warga. Komputer tersebut akan digunakan sebagai media
pekabaran para pedagang Terong. Karenanya, bila memungkinkan, akan mengajak
kalangan sponsor (terutama penyedia jasa layanan internet) untuk mengambil
peran.
Namun ada beberapa hal yang perlu disiapkan sebelum
mewujudkan rencana tadi. Pertama, unit komputernya sendiri. Berkat bantuan
kicauan akun twitter @SupirPete2
tentang penelitian ini, seorang warga di Jalan Racing Center menyumbangkan beberapa
potong piranti keras komputernya, termasuk motherboard
tipe P5G41T-MLX. “Inilah yang perlu kita lengkapi untuk menjadikannya sebuah
komputer yang siap pakai,” kata fasilitator pertemuan, DJ Budiharto.
Para Androider Makassar langsung mengulurkan tangan.
Seorang anggotanya yang akrab dipanggil Jack menyebut bahwa ia punya casing (peti CPU) yang sudah tak
dipakai. DJ sendiri sanggup menyumbangkan monitor lamanya. “Nanti kami juga coba
obrolkan ini di grup Android,” kata Deputi Android Makassar, Elu.
Dalam pertemuan itu disepakati bahwa AcSI dan Kampung
Buku akan memfasilitasi pelatihan menulis dan belajar membuat weblog bagi
anggota keluarga pedagang yang ditunjuk. Enal, perwakilan SADAR, menyarankan
bahwa yang paling mungkin dilatih adalah anak-anak pedagang yang sekolah di SMP
atau SMA. Soal lain seperti pemeliharaan, para pedagang akan memelihara dan
mengusahakan perbaikannya bersama. “Pedagang akan belajar juga mengorganisir
diri dengan mandiri,” tambah Enal.
Ini sebagai proyek borongan. Kendati diawali oleh
komunitas-komunitas tadi, sejatinya, semua pihak, perorangan maupun lingkup
komunitas, partisipan dalam program ini terbuka luas. Semua pihak boleh
mengambil peran sendiri sesuai kemampuan dan kesukarelaan masing-masing.
Program ini menjadi satu bagian dari proyek penelitian
komputer yang berlangsung selama setahun, mulai Maret 2012 hingga Maret 2013—yang
hasil akhirnya bakal berupa pameran dan penerbitan buku. Proyek penelitian ini
akan menelisik perkembangan Kota Makassar dengan menggunakan kendaraan bernama
‘komputer’.
Upaya bersama ini tentu telah menegaskan apa yang dikatakan sastrawan peraih Nobel, Orhan Pamuk dalam karyanya, Istanbul, “Saya pikir, Tuhan tidak mengikat kami pada takdir kota ini semata-mata karena kami kaya.”[]
Upaya bersama ini tentu telah menegaskan apa yang dikatakan sastrawan peraih Nobel, Orhan Pamuk dalam karyanya, Istanbul, “Saya pikir, Tuhan tidak mengikat kami pada takdir kota ini semata-mata karena kami kaya.”[]
Komentar
Posting Komentar