Tasya dan Isobel di Sore Itu


Tasya melepaskan citra penyanyi ciliknya pada akhir 2012 dengan meluncurkan album perdana, Beranjak Dewasa. Ia menyusul Bondan Prakoso dan Sherina yang terlebih dulu memasuki dunia hiburan Indonesia. Bondan yang berjuluk “Si Lumba-Lumba” menjelma jadi pembetot bas sekaligus penyanyi dalam Bondan & Fade 2 Black, sementara Sherina menjadi penyanyi dan penulis lagu yang bersinar di panggung lagu pop Indonesia.
Isobel sering ikut karaokean dengan ibu dan tantenya. (foto: Anwar Jimpe Rachman)
Ketiga penyanyi ini masihlah anak-anak, setidaknya, di telinga dan dalam benak Isobel, anak saya. Ia mendengar suara-suara mereka lewat lagu, antara lain Si Lumba-Lumba (Bondan), Andai Aku Besar Nanti (Sherina), dan Libur Telah Tiba (Tasya). Isobel adalah nama anak saya yang lahir 6 Juni 2009 lalu, nama yang dicomot dari judul lagu ciptaan dan dinyanyikan oleh Bjork. Tasya yang paling bontot di antara dua penyanyi itu, berbeda tujuh belas tahun dengan Isobel. Bondan kelahiran 1984 dan Sherina lahir tahun 1990.
Pada Sabtu sore tadi, saya meladeni ‘gangguan’ Isobel di kamar kerja dengan memutarkan untuknya lagu-lagu Tasya. Lagu Paman Datang, Libur Telah Tiba, sampai Aku Anak Gembala. Begitu sampai pada Jangan Takut Akan Gelap, ia meminta saya menyanyi di bagian lagu yang  dilantunkan Duta So7: Jangan takut akan gelap/ karena gelap melindungi diri kita/ dari kelelahan…
Isobel paling sering menyanyikan lagu-lagu Tasya. Mungkin karena suara Tasya lebih ‘generik’ bagi tenggorokan dan pita suara gadis yang baru berumur 3,5 tahun itu. Bisa pula lantaran iramanya lebih riang dan ‘membumi’, ketimbang lagu Sherina yang cenderung bernuansa ‘opera’—yang agaknya membutuhkan teknik bernyanyi yang memerlukan kursus.
Deretan lagu itu lalu memicu pertanyaan saya: lagu anak-anak Indonesia apa saja sekarang ya? Saya tidak bertemu satu pun. Rupanya, lagu-lagu Tasya sepertinya gelombang lagu kanak-kanak terakhir yang beredar di pasar musik Indonesia—selain lagu Sherina, Agnes Monica, Bondan, dll. Mudah-mudahan saja saya keliru dengan kesimpulan ini.
Tapi kecenderungan yang tampak, semisal televisi, menguatkan dugaan saya. Malah sebaliknya terjadi, anggota Coboy Junior yang masih anak-anak malah bernyanyi keroyokan dan berdandan ala boyband Korea.
Mungkin saja, kelak ia tumbuh menjadi remaja, Isobel akan ‘kecewa’ mendapati kenyataan bahwa pelantun lagu-lagu yang ia akrabi sudah menjadi tante-tante dan om. Tapi jauh lebih mengkhawatirkan bila Isobel kelak tak punya lagi lagu buat anak-anaknya kelak.
Wah, kalau yang ini, jangan deh![]

Komentar

  1. Suaranya TASYA (yang anak-anak) dibikin natural, ndak butuh atraksi olah vokal berbagai macam jadi menyenangkan bagi anak-anak untuk menyanyi ala TASYA. Musiknya juga sederhana, ndak orkestra sekali. ehehehe pendapatkuji ini. ponakan juga di rumah suka lagu-laguny Tasya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer