Seorang Kawan yang Berpaling ke Kelapa
KELAPA MERUPAKAN tanaman utama di Indonesia. Hanya saja hasil
dari pertaniannya masih terbatas. Untuk skala Flores Timur (Flotim), NTT, produk yang
dihasilkan tak jauh dari minyak kelapa untuk konsumsi lokal dan kopra yang
diorientasikan ekspor, komoditas yang sayangnya harganya sangat murah
belakangan ini. Satu produk yang menjanjikan bisa dihasilkan dari kelapa adalah
minyak kelapa murni (virgin coconut oil,
VCO).
Saya bertemu dengan Melky Koli Baran, seorang jurnalis
lepas yang setahun terakhir menggeluti pembuatan VCO dengan skala produksi terbatas.
Lelaki kelahiran 54 tahun silam ini mulai membuat minyak ini karena melihat
potensi kelapa di sekitar tempat tinggalnya, di Kelurahan Waibalun, lima
kilometer di barat Larantuka, ibu kota Flotim.
Melky Koli Baran. (Foto: Anwar Jimpe Rachman) |
Keberuntungan pemula? Melky menolak itu. Ia katakan kalau cara
pembuatannya memang mudah dan sangat sederhana. Hanya butuh keseriusan. Apalagi
pembuatannya tidak menyita waktu. Kita cukup membiarkannya berproses sendiri. Ditambah
alat yang dibutuhkan cukup sederhana seperti parut, alat peras, slang, dan
beberapa peralatan lain untuk tahap akhir seperti toples transparan, alat
saring (corong diisi kapas 0,25 kg dan tisu) untuk pengendapan.
Pembuatan VCO dimulai dengan menyeleksi buah kelapa yang benar-benar
matang dan tua. Menurut pengalaman Melky, dia mengambil kelapa yang jatuh dari
pohon. Ia memilih dengan bantuan seleksi
alam untuk hindari kegagalan proses pembuatan VCO. Sabut dan batoknya
dibersihkan, dicuci bersih kemudian diparut. Santannya diparut lalu diperas
seperti biasa (peras tangan, bisa juga dengan alat peras tradisional).
Kebersihan perlu jadi perhatian sebelum memulai pembuatan
VCO. Air yang digunakan yang penting air bersih. Begitu juga seluruh peralatan yang
mesti steril. Yang digunakan berulang begitu juga, harus dicuci bersih baru diisi
lagi.
Air santan hasil perasan kemudian diendapkan dalam toples
transparan, ditutup, di biarkan selama 2 jam. Dari pengendapan itu akan
terlihat air perasan terbagi dua: airnya turun ke dasar, santan di atas (karena
minyak lebih ringan). Air kemudian disedot menggunakan slang kecil. “Airnya
jangan dibuang. Bisa digunakan untuk minuman ternak,” kata Melky.
Santan dari pengendapan pertama kemudian dipindahkan ke
baskom untuk diaduk dan dikocok rata selama setengah jam. Usai tahap ini, kita
memasuki pengendapan tahap kedua.
Pada tahap kedua, cairan berminyak tadi disimpan kembali
ke dalam toples bersih untuk diendapkan selama 8-10 jam. “Biarkan dia bekerja.
Kita juga bisa ke mana-mana,” kata Melky, tersenyum.
Kalau sudah waktunya, endapan sudah terbagi tiga: air
paling bawah, ampas (bilado) di
tengah, dan paling atas minyak. Pemisahannya dilakukan sebagaimana yang
dilakukan pada tahap pertama, yakni airnya disedot pakai slang kecil, ampasnya
diambil (bisa dimasak untuk dijadikan minyak kelapa), dan minyak dipisahkan.
Dengan begitu kita sudah memasuki tahap terakhir pembuatan VCO.
Minyak di tahap ini disaring untuk menghilangkan
ampas-ampasnya melalui corong air diisi kapas penuh dan dilapisi tisu dan
ditaruh di atas toples. Tetes demi tetes masuk ke dalam toples melalui saringan
tadi. “Biarkan berjam-jam sampai dia sudah habis, lalu... itu sudah minyak VCO.
Tinggal dibotolkan!” seru Melky.
SELAMA INI harga produk dari kelapa lebih sering turun. Buah
kelapa di pasar (Larantuka), kata Melky, seharga Rp 3000 untuk satu ikat kembar
atau 1500/buah. Kopra jangan tanya; kisaran jatuhnya sampai Rp 1000/kg. Padahal
untuk membuat kopra, warga membutuhkan buah kelapa lebih banyak. Kopra per
kilogram membutuhkan 6-7 buah atau 10 buah yang kecil. Proses kerjanya pun
sangat banyak dan membutuhkan lahan dan ruang yang luas; mulai dikumpul dan
dibawa dari kebun, dibelah, dikupas, dijemur berhari-hari, dicungkil,
dikarungkan, dan dijual.
“Itu lama sekali. Dan uang yang didapatkan cuma seperti
itu!” kata Melky.
Sehingga muncul di benaknya untuk mengalihkan ke produk
lain yang nilai ekonominya bagus dan manfaatnya bisa dirasakan di tingkat lokal.
Jadi, kata Melky, VCO kalau dikenalkan ke masyarakat Flotim akan lebih
bagus. “Itu di luar dari manfaatnya begitu banyak untuk kesehatan ya,” tambahnya.
Dari 10 kelapa bisa diperoleh 9 botol VCO bersih. Sebenarnya,
kata Melky, bisa jadi 10 botol. Tapi 9 botol itu saringan murni—yang bisa
dijual. Sedang sebotol itu hasil diperas dari wadah, kapas, tisu sampai jadi 10
botol. Setiap botol dipasarkan Rp 25.000-30.000/botol.
Tanaman kelapa di Flotim tersebar di banyak tempat. Di
jazirah Flores saja ada beberapa kecamatan yang dipenuhi kelapa seperti
Kecamatan Wulanggintang, Titihena, dan sekitaran kawasan Tanjung Bunga. Kelapa terbanyak di pulau seberang Flores, Adonara, yang sering disebut
sebagai daerah “hutan kelapa”. Namun malangnya, kalau harga kopra anjlok, maka
para petani membiarkan kelapa mereka dan tidak memanennya.
Dia ceritakan, banyak kelapa di kebun hanya jadi lambang
pramuka. Di kawasan yang tak jauh dari kebunnya, Melky pernah mendapati buah
kelapa hanya ditumpuk dan dibiarkan bertunas. “Saya tanya kenapa tidak
dimanfaatkan? Kata mereka, biar saya tumbuh di situ. Mau bikin kopra harganya
cuma seribu dua ribu. Bikin minyak juga orang sudah punya semua. Kita mau jual
ke mana. Orang pun jadi apatis tanam kelapa.”
Melky mengaku, berkebun hanya pekerjaan yang rekreatif. Ia
hanya datang di waktu-waktu tertentu untuk menengok tanaman. Namun bersama YPPS
(Yayasan Pengkajian dan Pengembangan Sosial), lembaga yang didirikannya bersama
kawan-kawannya tahun 1998 silam, lelaki kelahiran Posiwatu, Lembata, ini kerap
ke beberapa daerah sekitar untuk mempromosikan pangan lokal.
Adakah orang yang melakukan hal serupa di Flores Timur?
Melky meyakini ada kendati masih sporadis. Dalam satu kesempatan pelatihan
pertanian, ia sempat menawarkan ke peserta untuk belajar membuat VCO. Pernah
pula Melky membawa sebotol ke desa dan menunjukkannya bahwa ini berasal dari
kelapa.
“Itu soal pengetahuan dan kemauan melaksanakan. Setelah barang
ada, baru mereka percaya. Waktu ke Lembata, saya tunjukkan ke warga dan mereka mau
karena mereka melihat hasilnya. Mereka tanya, pakai api? Oh tidak. Mereka ‘kan
tahunya minyak kelapa harus ada api dipanaskan. Butuh kayu bakar,” kata Melky.
BANYAK DOKTER yang menyarankan menggunakan VCO sebagai obat. Minyak kelapa murni memiliki manfaat banyak, antara lain mendukung
fungsi kekebalan tubuh, penghambat virus-bakteri-jamur, dan mengandung
antioksidan dan vitamin E untuk mencegah kanker. Melky bahkan mengusapkan ke
rambutnya untuk kesehatan rambut, membuat kulit halus, dan mencegah risiko
kanker kulit.
Lebih rinci dalam sebuah situs disebutkan, di dalam cairan VCO terkandung:
[1] Asam Laurat, jenis asam lemak rantai sedang yang juga
terdapat dalam ASI;
[2] Antimikroba, tubuh mengubah asam laurat menjadi
monolaurin yang bertanggungjawab sebagia penghancur virus—bahkan dipercaya
memperlambat pertumbuhan virus pada pasien HIV/AIDS;
[3] sistem kekebalan
tubuh, diet orang dewasa umumnya rendah dalam asam laurat, VCO merupakan sumber
mudah dan ampuh untuk meningkatkan kekebalan tubuh;
[4] kolesterol baik,
sebuah studi tahun 1980 oleh Dr Hostmark menunjukkan bahwa
tikus yang makan 10 persen VCO menghasilkan lebih sedikit kolesterol buruk dan
lebih banyak kolesterol baik dibanding tikus yang makanannya terdiri dari 10
persen minyak bunga matahari;
[5] Antibodi
super; efek pengobatan modern adalah munculnya
strain bakteri yang tahan terhadap antibiotik. Sebuah studi Georgetown
University tahun 2005 menunjukkan, asam laurat dalam VCO mampu mengobati
infeksi bakteri pada tikus lebih baik dari antibiotik biasa.
Anda bisa juga membuat VCO dengan menyimak video panduan
di bawah ini.
Selamat mencoba!
Selamat siang Bapak Melky Koli Baran,
BalasHapussaya Tius.
Ada pabrik pesan VCO 100 ton/bulan
dengan harga Rp.30.000/liter
franco surabaya.
Jika Bapak bisa dan siap memenuhi VCO diatas, mohon saya dihubungi di
No. 081 8325 380
Salam Sukses...
Terima kasih. Saya pertimbangkan. Soalnya pasaran lokal juga tersedia.
BalasHapusTerima kasih untuk informasi ini. Akan saya pertimbangkan.
BalasHapusSelamat siang bpk melky Saya lg cari kelapa Tua. Min 1 kontainer/minggu.hub 0896.2833.7309 indra
BalasHapusselamat mlm pak melky, sy pak Agus di Sby.. sy lg cari kelapa tua. perminggu 15 rb biji. apabila berminat hub 081334700229.
BalasHapus