Narasi Islam di Asia Tenggara

Buku ini adalah hasil penyigian Thomas Gibson di Desa Ara, Bulukumba, Sulawesi Selatan—sebuah desa Makassar di ujung selatan jazirah Sulawesi. Penelitian ini membentangkan hasil studi apik tentang komunitas-komunitas kompleks di Asia Tenggara Kepulauan yang memeluk Islam sejak kurun waktu 1300-1600. Di dalam buku ini, Gibson memaparkan tentang gagasan kosmologikal kerajaan-kerajaan, kosmopolitan mistisme dan hukum Islam, serta gagasan global pada negara birokratik modern.


Buku ini merupakan buku kedua profesor antropologi University of Rochester ini setelah menulis Kekuasaan Raja, Syeikh, dan Ambtenaar: Pengetahuan Simbolik dan Kekuasaan Tradisional Makassar 1300-2000 (Ininnawa, 2009). Hasil penelitian ini mendapat anugerah Clifford Geertz Prize tahun 2008 untuk kategori antropologi agama.


“Sebuah capaian langka dalam hal menyingkap cara kerja pengetahuan simbolik dan teknik menunjukkan kekuatan rumusan teori klasik penyokong disiplin antropologi dengan gaya yang jarang terlihat akhir-akhir ini dalam tulisan etnografi ...”
Elizabeth Fuller Collins (Ohio University), Anthropology News


Sebuah kontribusi besar terhadap pemahaman kita tentang Islam di Asia Tenggara ... kepakaran Gibson dalam membaca dan menulis ulang sejarah lisan, kitab dunia Islam, kisah epik, silsilah kerajaan dan dokumen pemerintahan mempertontonkan bentuk terbaik dari kemampuan seorang ilmuwan, sebagaimana ia tunjukkan sebagai ahli antropologi sekaligus sejarawan. 
John T Sidel (London School of Economics), Journal of Islamic Studies


Sebuah kajian yang rumit dengan ambisi besar. Tom Gibson telah melanjutkan petualangannya dalam merajut ingatan dan tradisi Sulawesi untuk menggeledah beragam cara Islam ditafsirkan, dianut, dan didayagunakan dalam konteks tertentu di Asia Tenggara ... sebuah capaian besar.” 
Michael Laffan (Princeton University), Journal of the Economic and Social History of the Orient


“Proyek Gibson—juga relevan bagi sejarawan dan ahli antropologi yang mengkaji masyarakat lokal di Indonesia—adalah mengangkat kondisi lokal di Ara dalam kaitannya dengan perkembangan regional, nasional, dan global ... Penelitiannya yang membentang pada cakupan masa yang luas membuka kemungkinan-kemungkian baru, khususnya pada bidang ilmu yang masih jarang ditulis dan melakukan lintas-batas masa yang sangat disenangi para sejarawan: masa modern versus pra modern, masa kolonial, dan pasca kolonial.”
William Cummings (University of South Florida), Indonesia

Komentar

Postingan Populer