Kita Hanya Butuh Dua Perantara?
Berapa
jarak antara Anda dan saya sekarang?
Ini bukan hasil
percobaan yang rinci. Tulisan ini hanya berdasarkan pengalaman dan ingatan
tentang keterhubungan saya dengan tiga orang yang memiliki akun di situs
http://twitter.com. Ketiganya saya pilih berdasarkan letak geografis mereka
sekarang dan sifat hubungan saya selama ini.
Foto profil twitter @SupirPete2 (versi 11 Juni 2012) |
Yang kedua @mkusumawijaya atau Marco Kusumawijaya. Dia arsitek, tinggal
di Jakarta. Sejak 2002 saya kenal dia lewat tulisan-tulisannya tentang kota dan
arsitektur. Baru sekisar sepuluh tahun kemudian saya bertemu di twitter dan
bercakap banyak. Ini juga belakangan setelah ikut satu diskusi tentang
perkotaan awal tahun 2012. Saya sampai sekarang masih kagum pada konsep
arsitektur yang 'manusiawi' yang sering ia tulis.
Foto profil twitter @mkusumawijaya (versi 11 Juni 2012) |
Saya bisa mengenal Marco karena dua orang juga: Yulia Tanyadji dan teman
saya Ancu, pemilik akun @lelakibugis. Mungkin Yuli dan Ancu sudah saling follow duluan di twitter. Untuk
keperluan pertemuan awal tahun yang saya sebut tadi, Yuli, nama akrabnya,
meneruskan email Marco ke saya. Dan bertemulah saya dengan Marco tak lama
setelahnya. Polanya: @mkusumawijaya > @ytanyadji > @lelakibugis >
@thejimpe.
Yang terakhir @haspahani alias Hasan Haspahani. Saya pun kenal dia di
awal dasawarsa 2000-an. Dia sekarang di Batam. Tapi kami belum bertemu sampai
sekarang. Kami hanya berteman via email dan sosial media, mulai yahoo messsenger, facebook, sampai twitter.
Saya mengenal Hasan lewat dua perantara: seorang teman saya Dody (yang kini
entah di mana) dan lewat rekan kerja saya di sebuah harian di Balikpapan (tempat saya bekerja awal 2000-an). Dari Dody saya mengenal Hasan karena Dody ingat bahwa Haspahani
pernah juga bekerja di tempat saya bekerja kala itu. Polanya: @haspahani > kantor
< dody > @thejimpe. Hasan merupakan salah seorang penyair yang mengemuka di Indonesia belakangan ini.
Tulisan ini juga dipicu oleh hasil penelitian seorang psikolog Stanley
Milgram. Penghujung tahun 1960-an, Milgram mengadakan sebuah eksperimen untuk
mencari jawaban atas sesuatu yang dikenal sebagai small-world problem. Pertanyaan mendasarnya bagaimana cara manusia saling
berhubungan? Dari hasil percobaan ini Milgram mendapatkan konsep enam tingkat
keterpisahan (six degrees of separation).
Hasil penelitian ini bisa Anda baca dalam Tipping
Point karya Malcolm Gladwell (Gramedia Pustaka Utama, Juli 2010, h. 41-46).
Apakah benar kita hanya
membutuhkan dua perantara saja agar sampai berteman dan berjejaring? Mungkin
iya, mungkin tidak. Toh ini hanya butuh mengingat-ingat teman Anda.
Sekarang pun Anda bisa mencoba!
Catatan: Tulisan ini bagian pertama dari dua tulisan.
Catatan: Tulisan ini bagian pertama dari dua tulisan.
wah, suatu kebetulan yang menarik :)
BalasHapusbagi saya, harus masuk jurusan HI dulu untuk bisa kenal dengan yang namanya kanda kak Jimpe :)
BalasHapustulisan yg menarik, sering juga kepikiran seperti itu kak, tapi tidak pernah kepikiran untuk menulisnya :)
benarkah hanya butuh 2 perantaraaaa?
BalasHapus*mencoba menghitung2*
aineblume, cocok mi?
BalasHapusperduliar, wah ini soal waktu dan kesempatan saja saya kira. thank you deh! :)
fajrin, hitung lagi! siapa tahu memang dua :D