Skena Musik Makassar di Pertengahan 2013

Tahun 2013, tahun yang penting kita catat bersama. Ini berkaitan dengan catatan perkembangan musik Makassar. Baru enam bulan Tahun Ular Air ini berjalan, sudah ada empat band Kota Daeng siap dan sudah mengeluarkan album!

Pada 16 Februari 2013, The Joeys membuka panggung musik Makassar dengan meluncurkan album I Sing a Song for You Beautiful Love di Woodsy Gab, kafe yang bersebelahan dengan Kantor Gubernur Sulsel. Sekisar dua bulan setelah itu De Bluesfresh dan The Gameover masing-masing merilis album Bukan Lagu Cengeng dan Bubar. Hanya berselang satu-dua pekan, Melismatis menyiapkan album debut mereka, Finding Moon

Keempat album tadi beraneka rasa jenis musik, mulai postrock, blues, britpop, sampai punk. Cara merilisnya pun berbeda: ada yang dilepas menggunakan label sendiri atau cara di luar dari itu. The Joeys, menurut Reynold dan Icha, album yang dirilis pertengahan Februari itu hasil tabungan lagu dan tabungan para awak band The Joeys untuk merilis album untuk memperkenalkan diri pada khalayak pecinta musik Makassar.

“Enam tahun kami berdiri baru bisa bikin album tahun 2012. Kami tidak bisa menunggu lagi. Kami kumpul-kumpul modal untuk mengerjakannya. Mulai rekaman sampai mengerjakan kemasannya,” kata Icha sang vokalis dan Reynold kibordis, akhir Juni lalu. Keduanya adalah alumni Arsitektur Universitas Hasanuddin.

“Album itu direkam dua tahap. Enam lagu direkam di tahap pertama tahun 2009/2010, yang dilanjutkan empat lagu di pertengahan 2012. Awalnya hanya membuat album mini. Tapi karena kami anggap tanggung, jadinya dilanjutkan menambahkan empat lagu dua tahunan berikutnya,” terang Reynold dalam kesempatan lain.

The Joeys, band yang pernah masuk 10 besar LA Indiefest, meliris album berisi 10 lagu: Beautiful Love, My Dear, Sunday, Foolish, KSK [Kutemukan Sebuah Keindahan], Something in You, Something Wow, Selfish, Hey Joey, dan Tunggu Aku. Sebuah album manis bernuansa musik The Cure.
Begitu pula dengan Melismatis. Di bawah kibaran bendera Vonis Record, label independen yang mereka kelola, band berawak Andi Hendra Saputra, Juang Mallibu Manyala, Arif Fitrawan, Ukka Ahmad Manyala, Ardyanta Tajuddin Sampetoding, dan Muhammad Iksan ini menyiapkan "Finding Moon", album bermateri 10 lagu: Suara hingga Terang, Saya Suka Itu Setiap Senyummu di Bawah Hujan, Autisme, Gloria, Musicalab, Sempit, Melismatis, Sedikit ke Timur, Finding Moon, dan Sepi.

Melismatis, band yang lumayan sibuk. Mereka baru pulang dari tur Jawa dan Bali ketika mempersiapkan perilisan Finding Moon, sebuah album yang penuh lagu bernuansa postrock. Tahun sebelumnya juga begitu. Pada 2011, sebelum berangkat tur ke Jatiwangi, Melismatis meluncurkan mini album bernama yang sama, meski bermaterikan 8 lagu saja. 

“Makanya kita sebut Finding Moon Repackaged karena kami tambahkan dua lagu yang belum masuk. EP Finding Moon pun kami sebar terbatas di Makassar. Sedang ‘Repackaged’ kami akan edarkan di Indonesia sekitar 1000 keping. Semua lagu itu kami mastering dan mixing ulang,” terang Juang, sang gitaris, pertengahan Juli 2013.


Dua band di bawah label Chambers Record, Debluesfresh melepas “Bukan Lagu Cengeng” dan The Gameover merilis “Bubar”. Album “Bukan Lagu Cengeng“ bercorak blues berisi enam lagu: Biar Cepat Hilang, Yang Pertama, Aksara Jiwa, Rumah Cintamu, Bukan Balada Cengeng, dan Emajor. Inilah album kedua Debluesfresh setelah pada 2008 melepas “Bunyikan” bermaterikan delapan lagu. 
Sedang album “Bubar” beramunisi sembilan lagu: Dendam Lama, Menantang Maut, Skeptism, Polisi Dunia, Parade Konvoi Suporter PSM, Insomnia Girl, True Friendly, Ejonk, dan Musuh dari Musuhmu adalah Musuhku.

Empat album ini tentu saja cerita yang saya sampaikan berdasarkan penelusuran pendek saya dari beberapa teman saja. Kita perlu ‘curiga’, jangan-jangan band lain di Makassar pun bisa jadi melakukan hal serupa di waktu yang sama, kendati informasinya masih seputar jaringan di sekitar band bersangkutan.

Namun di luar dari keterbatasan itu semua, sekali lagi, kita perlu catat bahwa 2013 adalah tahun penting. Tahun ini juga tiga band Makassar, Algore Corporation, Paniki Hate Light, dan Melismatis akan melangsungkan tur keliling Sulawesi. Mereka akan sambangi 8 kota—Toraja, Palu, Gorontalo, Manado, Kendari, Kolaka, Bone, dan Makassar. Algore Corporation yang beraliran death metal dan Paniki Hate Light, band pengusung post hardcore, menurut sambaran kabar, juga tengah mempersiapkan perampungan album mereka sebelum menggelar tur tersebut.

Apakah geliat tahun ini akan berbuah manis bagi skena musik Makassar? Mari menantikannya bersama![]

Komentar

Postingan Populer