Rock In Celebes dan 100 Tahun Musik Populer Makassar


Rock In Celebes dan 100 Tahun Musik Populer Makassar
(Anwar Jimpe Rachman)
240 hal | ISBN 9786025374746 
Tanahindie Press & Rock In Celebes


Sekilas terkesan bahwa kancah musik Makassar baru tumbuh beberapa tahun menjelang Reformasi bergulir. Tetapi dari arsip, narasi, cerita para narasumber serta pelaku-langsung memancarkan fakta bahwa jagat musik populer kota ini mulai membentangkan catatan geliatnya sejak modernisme menyulap Makassar seratus tahun silam!

Babakan sejarah musik Makassar itu dimulai ketika Black and White Jazz Band mulai tampil di klub Societeit de Harmonie juga acara-acara penting masa kolonialisme, juga ketika Hoo Eng Djie menjejakkan kaki ke studio rekaman pada akhir 1930-an dan mempopulerkan lagu "Ati Raja" ke penjuru Nusantara. 

Notasi-notasi histori ini mengalir sampai kancah musik kota bandar ini memunculkan rangkaian pertunjukan mikro di banyak tempat—depan toko sampai perpustakaan, sambil mencatat khusus Rock In Celebes yang dibangun sejak 2010 tanpa jeda. Dari festival inilah, ditopang perkembangan teknologi, titik simpul jejaring dunia musik di Indonesia Timur terbentuk, menampak, dan menggeliat!

***

“Rock In Celebes bagi saya adalah bagian penting dari evolusi industri pertunjukan di Makassar, titik awal di mana Sulawesi Selatan mendapatkan tempatnya di dalam peta musik Indonesia dalam garis yang lebih tebal. Jaringan dan ekosistem musik pun makin mengemuka. 


Lantas buku ini lahir untuk merekam peristiwa tahunan Rock In Celebes dan merekam pertautannya dengan skena musik Makassar dan sekitarnya. Ada begitu banyak warna, gelora semangat, dan inisiatif yang menjadikannya sangat dinamis bergerak dan berkembang.”

(Fadly - Padi/Musikimia)



Ini adalah satu karya yang ensiklopedis yang dengan sangat kaya memberi gambaran (atau, lebih tepatnya, “suara”) tentang kehebohan, keragaman dan kerumitan kehidupan bermusik di Makassar (dan Sulawesi) dalam rentang waktu yang panjang. Dengan memainkan pengalaman bermusik di tingkat nasional (“pusat”) dan di tingkat Makassar maupun Sulawesi Selatan, dalam menulis buku ini Jimpe merekam perjuangan pekerja musik di Makassar di antara keinginan untuk menjadi bagian dari yang “nasional” kalau bukan “global” dan usaha untuk tetap “lokal.” 


Buku ini menggoda kita untuk terus mencari lebih jauh tentang musik dan kehidupan di sekitarnya yang menopangnya di Makassar yang sebelumnya tidak kita dengar.

(Dias Pradadimara, sejarawan, Universitas Hasanuddin)



Hal yang cukup mengagetkan bahwa ternyata Makassar juga menjadi salah satu simpul perkembangan musik di Indonesia khususnya musik berirama rock. Perkembangan Makassar sebagai metropolis di Indonesia Timur telah memungkinkan hal tersebut terjadi. Modernisasi yang melanda kota ini sejak akhir abad ke-19, telah membentuk masyarakat setempat menjadi bagian dari jaringan masyarakat internasional yang memungkinkan kesenian Barat diterima dengan baik oleh masyarakat setempat. Hal tersebut ditunjukkan dengan sangat baik dalam buku yang ditulis oleh Anwar Jimpe Rachman ini. Berbagai aliran musik Barat telah berkembang subur di kota Makassar paling tidak sejak awal abad ke-20, dan mendapatkan dukungan yang meluas oleh anak-anak muda. 

(Purnawan Basundoro, sejarawan, Universitas Airlangga)


Rock in Celebes adalah salah satu festival musik yang menjadi acuan untuk melirik band-band yang belum pernah saya dengar sebelumnya. Terbukti! 


Sebagai penggila musik berdistorsi tinggi, puncak kebisingan Rock in Celebes berada di tahun 2012. Beberapa pahlawan musik, nama-nama besar yang menjadi kiblat cerita perskenaan tampil. Sebut saja seperti Psycroptic, Deadsquad, Superman is Dead, dan Suffocation tentu saja. Tahun yang membahagiakan bagi metalheads dan non, karena terobati dengan Secondhand Serenade. 

(Brandon Hilton Cavalera, penikmat rock)



Komentar

Postingan Populer